28 Agustus 2008

Kedewasaan

Telah terlahir dengan di bekali takdir pahit,
sebuah jiwa menetas dari rahim telur penderitaan,
tetesan darah tumpah dari wadah tak kasat mata.....
Terjun ke padang fana penuh harapan,
orang tuanya mencoba berduel dengan takdir,
berusaha membuahi cinta, jalani kejamnya hukuman algojo kehidupan,
layaknya narapidana lainnya .
Waktu berlalu , belum juga ku temukan kekuatan menangkal sang takdir.
Namun, seorang bocah telah didewasakan kesedihan dan penderitaan.
Dia sadari, tak ada guna menentang sang takdir,
karena semakin kuat dilawan semakin kejam takdir menyelimuti.
Bermodal harga diri dan senyum suci, seorang bocah melangkah masuk ke gerbang
kota kematian, didalamnya terdapat jual beli jiwa manusia.
Alat pemuas nafsu di tawarkan pedagang bertopeng setan.
Mungkin satu , dua kali, sang bocah salah jalan dalam mengambil keputusan,
Tapi itu semua pengalaman, dan pengalaman merupakan guru yang abadi.
Maka dengan kerendahan diri ku mohon pada kerabat sang bocah,
yang ditunjukkan oleh mata kasihan yg memandangnya,
Agar dibiarkan kehidupan yang mengajarinya,
Hal itu lebih baik daripada mengajarkan kehidupan kepada sang bocah.

Tidak ada komentar: